LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 13 KIMIA ORGANIK I EKSTRAKSI SENYAWA-SENYAWA ORGANIK

 

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 13

KIMIA ANORGANIK I

 

 


 

 

 

DISUSUN OLEH :

 GUSTINA ROMARTI FAJRIN

(A1C119053)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Syamsurizal., M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021



VIII.  DATA PENGAMATAN

No

Prosedur

Alat dan bahan

Tujuan

Hasil

1

Dibuat kertas sarinng sehingga menyerupai thimble dan tidak boleh ada kebocoran pada kertas saring tersebut

Alat

Gelas ukur : Untuk mengukur volume massa anyaknya cairan

Gelas beker :  yaitu sebagai tempat mereaksikan bahan, tempat menampung bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung, tempat melarutkan bahan dan tempat memanaskan bahan.

Gelas perpengaduk :  untuk mencampur larutan

Labu alas bulat :  untuk memanaskan atau mendidihkan larutan.

Soxhlet : untuk mengekstrak suatu senyawa.

Kondensr 4 bola : Untuk pendinginan

Corong gelas: untuk memindah / memasukkan larutan ke wadah / tempat yang mempunyaai dimensi pemasukkan sampel bahan kecil.

Labu hisap :  untuk membantu proses pengambilan cairan.

Corong Buchner : digunakan dalam penyaringan vakum.

Corong pisah : digunakan dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu campuran antara dua fase pelarut dengan densitas berbeda yang takcampur.

Cawan porcelen:  Mereaksikan zat kimia pada suhu tinggi.

Bahan

Daun teh berbentuk bubuk:: sebagai bahan dalam mengekstraksi senyawa organik

Etanol : sebagai pelarut dalam pengesktraksian

Magnesium oksida : untuk membuat suspensi ekstraksi

Asam sulfat : untuk membuat penetralan 10%

Kloroform: sebagai pelarut

Sodium hidroksida: untuk sbahan campuran  bahan dalam  ekstraksi

Akuades:: sebagai pelarut  tambahan dalam membuat sus[pensai pada pengekstraksi

Kertas saring: : untuk menyari hasil ekstraksi

Kapas: Untuk menyumbat

Sebagai wadah sampel daun teh

Kertas saring berbentuk spserti timbel dansiap dimasukkan serbuk teh

2

Dimasukkan serbuk teh di dalam thimbel

Untuk dilakukan nya metode sokletasi

Thimble siap dirangkai pada alat sokletasi

3

Dirangkai alat sokletasi dan dimasukkan pelarut etanol pada labu alas bulat dan soklet

Untuk mempersiapkan alat soxlet

Alat soxlet sudah siap untuk memulai esktraksi

4

Dihidupkan penangas

Untuk memulai proses esktraksi

Pelarut pada labu alas bulat menguap menuju atas, lalu terkondensasi pada kondensor bola sehingga kembali berbentuk liquid yang dapat membasahi  thimble kembali

5

Dimulai siklus pertama sokletasi

Untuk mengekstrak 1 kali daun teh

Sifon yang berada pada soklet akan terisi. Dimana,jika sifon terisi penuh maka seluruh pelarut  kembali turun menuju labu alas bulat

6

Dilanjutkan proses sokletasi sampai 10 siklus atau selama 1,5 jam

Untuk memperoleh esktrak

Diperoleh esktrak teh

8

Setelah selesai sokletasi maka disiapkan suspense Mg(OH)2 dengan cara mengaduk bebrapa gram Mg(OH)2 dengan sedikit air di cawan porcelen sampai tebentuk suspensi

Untuk membentuk Mg(OH)2

Terbentuk supensi Mg(OH)2

9

Dimasukkan hasil ektraksi ke dalam cawan porcelen yang berisi Mg(OH)2

Untuk dilakukan penguapan pada ekstraksi

Hasil ektraksi siap diuapkan dengan Mg(OH)2 mengunakan cawan porcelen

10

Dilakukan penguapan hasil ekstraksi mengunakan cawan porcelen di atas gelas beker yang berisi air di atas pemanas

Untuk menguapkan cairan  hasil ektraksi

Hasil ekstraksi mengalami pengentalan

11

Dikarenakan hasil ektraksi yang di dapatkan masih terdapat endapan maka dilakukan penyaringan dengan cara meletakkan kertas saring di corong buchner  yang kemudian diisi dengan hasil ektraksi lalu dihisap menggunakan labu hisap

Untuk menghilangkan endapan pada hasil esktraksi

Dihasilkan esktrak tanpa endapan

12

Dtambahkan air panas pada corong buchner

Untuk membuat penyaringan menjadi lebih baik lagi

Penyaringan yang dihasilkan lebih baik dari sebelumnya.

13

Dilakukan penetralan dengan 10% asam sulfat. Dengan cara ditambahkan 12 ml asam sulfat ke dalam hasil penyaringan tadi lalu diuapkan dengan hotptate

Untuk menetralkan esktrak

Volume nya menjadi 1/3 dari volume awal

14

Dilakukan ektraksi cair-cair dengan memasukkan hasil penyaringan tadi ke dalam corong pisah

Untuk dilakukan ekstraksi cair-cair

Corong pisah siap dimasukkan pelarut kloroform

15

Ditambahkan kloroform ke dalam corong pisah

Untuk membuat kafein mengalami ekstraksi cair-cair

Kafein mengalami interaksi dengan pelarut klroform

16

Dikocok corong pisah secara horizontal dengan gerakan searah

Untuk memisahkan dua cairan sehingga terbentuk dua lapisan

Dihasilkan hasil yang belum jernih

17

Ditambahkan NaOH ke dalam ccorong pisah dan dilakukan pengocokan lagi

Untuk membuat Suasana menjadi ektrim sehingga terbentuk 2 lapisan

Terbentuk 2 lapisan

 

18

Diambil lapisan bawah dan kembali dilakukan ekstraksi cair-cair ini sampai dihasilkan hasil yang murni

Untuk menghasilkan cairan yang lebih murni

Didapatkan hasil ekstraksi yang ditampung dengan cawan porcelen

19

Dilakukan proses kristalisasi dengan memanaskan cawan porcelen diatas Bunsen dengan tutup kertas saring berlubang diatasnya ang ditahan dengan corong gelas yang dilapisi kapas basah

Untuk menguapkan cairan sehingga mengkristalisasi kafein

Terbentuk Kristal cafein pada kertas saring dan cawan porcelen

20

Ditimbang Kristal kafein dengan menggunakan neraca analitik

Untuk memperoleh bobot kristak kafein

Diiperooleh bobot Kristal  kafein sebesar 0,0161 gramm

 

IX.    PEMBAHASAN

percobaan memperolehan esktrak kafein dari teh ini dilakukan dengan tiga metode esktraksi yaitu soxletasi, esktraksi cair-cair dan rekristalisasi. Tujuannya dilakukan nya 3 kali metode ini adalah untuk mendapatkan Kristal murni kafein. Karena jika hanya dilakukan sampai prosesur sokletasi saja atai esktraksi cair-cair saja maka Kristal kafein yang ingin kita esktrak belum dapat muncul.

Pada soxletasi ini simplisisa the pada soklet samapi pelarut yang dihasilkan menjadi bening. Pelarut yang digunakan disini adahal etanol 96%. Penggunaan pelarut ini bukan tanpa alasan yaitu adalah karena sifat kepolarannya yang merupakan polar oleh karena itu cocok untuk mengesktraks senyawa polar juga yang merupakah kafein. Pelarut etanol ini nantinya terkondensasi sehingga nantinya melewati timbel yang berisi simplisia teh . pelarut ini akan membawa senyawa polar yang terdapat di dalam teh keluar ke dalam labu alas bulat. Sedangkan, senyawa non polar nya akan tertinggal di dalam simplisisa tersebut. proses ini terus dilakukan sampai pelarut menjadi bening yang artunya senyawa yang sudah diesktrak semua.p pada percobaan ini dilakukan sebanyak 10 siklus.

Setelah itu hasil sokletasi diupkan dengan suspense Mg(OH)2 untuk menguapkan pelarut etanolnya. Kemudian dilanjutkan dengan penetralan dengan H2SO4. Barulah masuk ke dalam prosedur esktraksi cair-cair . pada metode ini dilakukan dengan pelarut kloroform yang merupakan pelarut non polar. Penggunaaan pelarut kloroform ini dilakukan untuk membuat campuran menjadi 2 lapis . dimana pada lapis atas merupakan kloroform dan air , sedangkan pada lapis bawah merupakan kloroform dan kafein. Cairan hasil sokletasi ini akan terus berinteraksi dengan klroform yang menyebabkan terektraknya senyawa kafein dari dalam hasil soxletasi. Dimasukkan NaOH ke dalam corong pisah untuk membuat suasa menjadi esktrim antara senyawa organic dan anorganik sehingga dapat dipisahkan dengan mudah. Lapisan bawah akhirnya dipisahkan dengan menampung nya ke dalam cawan porcelen.

Untuk memperoleh Kristal murni kafein maka dapat dilakukan dengan memanaskan cawan porcelen yang berisis ekstrak tadi. Pemanasan dilakukan di atas kaki tiga dengan Bunsen lalu pada tas nya ditutup dengan kertas saring yang sudah dilubangkan . tujuan dilubangkan kertas saring tersebut supaya pelarut ny dapat menyuap melewati lubang tersebut . lalu langkah terakhir yaitu dengan menutupnya dengan corong yang dlapisis kapas. Setelah dilakukan proses kristalisasi itu maka pelarutnya nanti akan menguap sepenuhnya dan meninggalkan Kristal kafein pada cawan porcelen in. kemudia kristal kafein ini akhirnya ditimbang menghasilkan bobot 0,0161 gram. Kristalal kafein yang terbentuk berbentuk jarum dengan warna putih mengilat.

X.      PERTANYAAN

1.      Kenapa dipilih pelarut etanol pada proses soxletasi ?

2.      Jelaskan prinsip kerja dari esktraksi cair-cair ?

3.      Apa bentuk dari kafein murni yang sudah diesktrak dan berapa jumlah bobotnya ?

 

XI.    KESIMPULAN

1.         Pada percobaan ini diperoleh kafein sebesar 0,0161 gram dari 3 gram sampel daun teh bubuk yang mana kafein tersebut berbentuk Kristal bebrbentuk jarum.

2.         Prinsip kerja dari sokletasi adalah proses esktraksi yang dilakukan secara berulang-ulang dengan pelarut yang sama dengan alat soxlet. Pelarut akan melewati simplisia sampai senyawa tersebut terlarut dalam pelarut tersebut. sedangkan prinsip kerja esktraksi cair-cair adalah pemisahan berdasarkan perbedaam kelarutan. Dimana,metode ini kan menyebabkan interaksi pelarut yang saling tidak melarut dengan sampel. Dan juga Karen perbedaan densitas maka pada prosedur ini akan terbentuk 2 fasa.

3.         Kristal kafein ini diperoleh dari 3 kali jenis ekstraksi yaitu esktraksi dengan menggunakan metode soxletasi, esktraksi cair-cair dan proses rekkristaliasi.

Proses soxletasi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol untuk mengesktrak komponen kafein di dalam teh, esktraksi cair-cair digunakan untuk memperoleh kafein yang terpisah dari senyawa lain nya yang memiliki kepolaran yang berbeda, sehingga pada akhirnya dilkukan proses reskristalisasi untuk menguapkan pelarut kloroform. Sehingga hanya tersisa Kristal kafein pada akhirnya. Peristiwa ini terjadi karena kafein memiliki titik didih lebih tinggi daripada klroform.

XII.   DAFTAR PUSTAKA

Anonym. 2020. Daftar metode pemurnian dalam ilmu kimia. Indonesia : Ensiklopedia bebas.

Asfar,A. 2017. Efektifitas Penurunan Kadar Kafein pada Teh Hitam dengan Metode Ekstraksi. Jurnal Intek. Vol.4 , No.2

Elfariyanti,dkk. 2020. ANALISIS KANDUNGAN KAFEIN PADA KOPI SEDUHAN WARUNG KOPI DI KOTA BANDA ACEH. Jurnal lantanida . Vol.8, No.1

Roossenda.k,dkk. 2016. EFEKTIVITAS PELARUT PADA EKSTRAKSI DAN PENENTUAN KAFEIN DALAM MINUMAN RINGAN KHAS DAERAH MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS. Jurnal Kimia Dasar. Vol.5, No.4

 

Komentar

  1. Baiklah saya Esra Oktapriani Gultom (A1C119059) akan menjawab pertanyaan no 3.
    Pada percobaan ini diperoleh kafein sebesar 0,0161 gram dari 3 gram sampel daun teh bubuk yang mana kafein tersebut berbentuk Kristal bebrbentuk jarum.

    BalasHapus
  2. Baiklah, Perkenalkan nama saya Soni Fitri Br Nababan (A1C119097) akan mennawab pertanyaan gustina yang no. 1
    Etanol dan air digunakan sebagai pelarut karena bersifat polar, universal, dan mudah didapat. Senyawa polar merupakan senyawa yang larut didalam air. Senyawa metabolit sekunder yang akan diambil pada buah pare bersifat polar sehingga proses ekstraksi menggunakan pelarut polar.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 9 KIMIA ORGANIK I REAKSI FENOL

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 1 KIMIA ORGANIK I Analisis Kualikatif Unsur Zat

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 6 KIMIA ORGANIK I REAKSI ALDEHID