JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 11 KIMIA ORGANIK 1 KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS

 

LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 11

KIMIA ANORGANIK I

 

 


 

 

 

DISUSUN OLEH :

 GUSTINA ROMARTI FAJRIN

(A1C119053)

 

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Syamsurizal., M.Si

 

 

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021

 



I.      JUDUL                        : Kromatogradi lapis tipis

II.     HARI/TANGGAL     : Senin / 3 Mei  2021

III.    TUJUAN                     : Adapun tujuan dari praktikum ini adalah :

1.      Dapat melakukan pemisahan secara KLT dengan eluen n-heksana dan asam asetat

2.      Dapat memahamai prinsip kerja KLT

3.      Dapat menntukan nilai Rf dari senyawa yang diuji

IV.    LANDASAN TEORI

Dalam kromatografi terdapat 2 hal dasar yang harus dipahami dalam teknik pemisah ini, bahwa sampel yang dipisahkan itu berdasarkan duaa keadaan. Dua keadaan yang dimakasud adalah keadaan gerak atau disebut Fase gerak/Fase mobil) yang biasanya disebut dengan eluen berupa pelarut polar atau non polar dan Keadaan Diam atau disebut Fase diam/ fase stasioner yang berupa kertas selulosa. Perbedaan interaksi senyawa dengan fase diam dan fase geraknya biasanya dipengaruhi oleh kepolaran senyawa tersebut. Semakin banyak waktu yang dibutuhkan senyawa tersebut berdiaam di dalam fase diam maka ia akan bergerak cepat di dalam fase gerak dan begitu pula sebaliknya.( Tim Kimia Organik, 2021)

Pemisahan komponen di dalam kromatrografi lapis tipis itu terjadi karena adanya gaya kapilaritas dari pelat yang ditotolkan ke fase diam nya atau kertas selulosa. Dimana, gaya kapilaritas itu terjadi ketika suatu zat cair memiliki kemampuan untuk naik turun ke bidang vertical. Dan karena setiap jenis senyawa itu memiliki laju yang berbeda-beda maka dari itulah dapat dilakukan pemisahan komponen. (Vogel, 1989)

(https://id.scribd.com/doc/94348581/Vogel-s-Textbook-of-Practical-Organic-Chemistry-5th-Edition-By-a-I-Vogel-B-S-Furniss-A-J-Hannaford-P-W-G-Smith-a-R-Tatchell-Longman-Scie  )

Fasa diam dapat mengikat zat terlalrut dan zat pelarut. Sebagai contonya yaitu silica gel yang merupakan senyawa yang besifat polar. Jika diuji dengan menotolkan nya dengan duat zat yang memiliki jenis kepolaran yang berbeda yaitu satu bersifat polar dan satu yang bersifat non polat, tentu, zat yang bersifat polar akan berinteraksi dengan Silica gel sedangkan zat yang yang bersifat non polar tidak. Hal ini, terjadi karena berdasarkan teori bahwa zat yang memiliki kepolaran yang sama akan saling berinteraksi dan saling mengikat. Dikarenakan zat non polar yang tidak berinteraksi dengan silica gel yang merupakan fase diam tadi maka ia akan bergerak lebih cepat/tinggi daripada senyawa yang polar. Hal ini, menyebabkan Rf senyawa non polar( tidak berinteraksi dengan fase diam) memiliki nilai lebih besar daripada Rf senyawa yang polar(berinteraksi dengan fase diam). (Mehta,2012)

(https://pharmaxchange.info/2012/11/thin-layer-chromatography-tlc-principle-with-animation/)

Senyawa bergerak dengan laju yang berneda-beda berdasarkan tingkat kepolarannya terhadap fase diam dan fase gerak, Dimana, jika eluen atau fase gerak yang digunakan beragam yang memiliki perbedaan kepolaran akan memberikan hasil pemisahan yang kebih baik pula. Dalam penelitian yang dilakuan terhadap ekstrak rebung menyatakan bahwa merekan menggunakan eluen campuran berupa dikrometana dan methanol ketika diberikan reagen FeCl3 maka dapat mengetahui bahwa noda tersebut mengandung berbagai senyawa metabolit sekunder. Noda berwarna biru artinya bahwa terdapat gugus fenolik. Dan pada penggunaan regen vanillin asam sulfat noda yang dihasilkan warna ungu yang menandakan adanya steroid. Dari hasil percobaan ini menunjukka bahwa tenik KLT ini dapat digunakan untuk memisahkan senyawa yang kemudian jika sudah dipisahkan maka dapat diidentifikasi menggunakan reagen tertentu jenis senyawa apa yang terdapat dalam ekstrak rebung tersebut. (Alen,2017)

(http://jsfk.ffarmasi.unand.ac.id/index.php/jsfk/article/view/141/97 )

Biasanya di dalam KLT sederhana digunakan fase diam berupa selulosa, tetapi di dalam penelitian sering digunaka fase diam berupa silica gel karena sangat baik dipendarkan(Fluoresens) di dalam lampu UV sehingga noda yang dihasilkan terlihat lebih jelas.dalam penelitian yang dilakukan terdapat sabun pemutih yang digunakan apakah di dalam sabun tersebut mengandung senyawa hidrokuinon yang tidak baik untuk kulit hasil menunjukkan bahwa Rf yang dihasilkan bernilai rata-rata sekitar 0,2 yang artinya pemisahan yang terjadi cukup baik. Maka, ketika noda tersebut dilihat dalam Lampu UV menimbulkan warna inu yang berarti di dalam sampe tidak mengandung senyawa hidrokuinon . (Oktaviantari, 2019)

(http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/analisfarmasi/article/view/2071 )

 

V.      ALAT DAN BAHAN

5.1         Alat

1.        Corong pisah

2.        Chamber

3.        Kertas saring

4.        Lempeng KLT

5.        Cawan petri

6.        Gelas ukur

7.        Lampu UV

8.        Mikro pipet

9.        Wadah kecil

10.    Pensil dan penggaris

11.    Corong pisah

5.2         Bahan

1.        n-Heksana

2.        asam asetat

3.        dietil eter

4.        Buffer

5.        Natrim sulfat anhidrat

6.        Asam sulfat anhidtat

 

VI.     PROSEDUR KERJA

1.         1.         Dimasukkan 2 ml Asam Asetat kedalam Chember

2.         Ditambahkan 48 ml n – Helsana dan dimasukkan kertas Saring , dan dididamkan selama 1 Jam

3.         Dimasukkan sedikit bubuk asam benzoate didalam wadah kecil

4.         Ditotolkan Larutan Baku Sebanyak 5 x Pada Setiap titikbaku

5.         Ditambahkan Sedikit Dietil eter

6.         Dimasukkam 50 ml Sampel Benzoat , 25 ml Dietil eter, 20 ml Buffer Ph4 Kedalam Corong Pemisah

7.         Dititrasi Sampel Benxoat dari Corong pisah  Dietil Eter

8.         DisiapkanCorong yang berisi Kertas Saring dan Masukkan sikit Natrium

9.         Diambil kertas yang sudah ditotolkan , dan ditotolkan sampel sebanyak 7 x pada setiap titik sampel

10.     Dimasukkan lempenh KLT yang sudah ditotolkan dengan baku dan larutan sampel ke dalam Charm yang berisi Eluen

11.     Dimasukkan kedalam Box Yang berisi Lampu UV

12.     Ditentukan titik tengah terebih Dahulu dan diujur dari titik penotolan sampau titik tengah zat.

 

VII.   PERTANYAAN

1.      Apa yang dimaksud dengan fase gerak dan fase diam pada KLT ?

2.      Apa saja conth dari fase diam dan fase gerak yang digunakan dalam metode pemisahan KLT ?

3.      Apa yang menjadi standar bahwa pemisahan senyawa yang dilakukan itu cukup baik ?

 

Sumber Video : https://www.youtube.com/watch?v=JQfqnAyNEHo

 

 

Komentar

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Baiklah Saya Sindi Permata Sari, Dengan NIM A1C119064, ingin menjawab pertanyaan gustina no 1 , menurut saya Fase gerak adalah medium angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut. Fase gerak bergerak di dalam fase diam yaitu suatu lapisan berpori, karena ada gaya kapiler

    BalasHapus
  3. Baiklah saya Adith Andrizal dengan NIM A1C119065 akan mencoba menjawab permasalahan no 2. contoh fase diam pada percobaan ini yaitu silika gel dan fase geraknya yaitu n-heksana, klorofom, etil asetat, dan n-butanol.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 9 KIMIA ORGANIK I REAKSI FENOL

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 6 KIMIA ORGANIK I REAKSI ALDEHID

JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 5 KIMIA ORGANIK I REAKSI-REAKSI HIDROKARBON