JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 12 KIMIA ORGANIK I KROMATOGRAFI KOLOM
LAPORAN
PRAKTIKUM PERCOBAAN 12
KIMIA
ANORGANIK I
DISUSUN
OLEH :
GUSTINA ROMARTI FAJRIN
(A1C119053)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. Syamsurizal., M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2021
I. JUDUL : Kromatografi
kolom
II. HARI/TANGGAL : Senin / 10 Mei 2021
III. TUJUAN : Adapun
tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Dapat
melakukan pemisahan secara Kroatografi kolom dengan eluen dan fase diam
2. Dapat
memahamai prinsip kerja Kromatografi kolom
3. Dapat
menghubungkan kromatografi kolom dengan KLT
IV.
LANDASAN TEORI
Kromatografi kolom terdapat fase diam
yang disebut dengan penjerap. Penjerap yang dimaksud ini dapat berupa pasir,
silica gel dan alumina. Penjerap ini merfungsi untuk memrangkap fase gerak yang
tidak lain berupa eluen. Bahan penjerap ini dikatakan semakin reaktif jika ia
memiliki kepolaran yang besar. Pemisahan di dalam kromatografi kolom dilakukan
dengan menggunakan kolom yang berbentuk seperti buret yang diisi dengan zat
penjerat biasanya pasir. Dan dibawah dari kolom ini ditampung dengan gelas
beker untuk keluarnya eluen. Sampel yang diuji dilewatkan ke dalam penjerap diteruskan
dengan eluen yang terus menerus dialirkan. Laju turunnaya sampel ini bergantung
dengan interaksinya dengan penjerapnya berdasarkan kepolarannya. Garis seperti
pita akan terbentuk ketika sampel dilalui ke dalam penjerap yang dapat diatur
dengan banyaknya eluen yang diberikan. Keadaan murni diperoleh ketika hasil
jerapan yang mengandung zat yang sama dihilangkan pelarutnya. (Tim Kimia
Organik,2021)
Perbedaan daya pisah menjadi salah satu
klasifikasi dalam pemilihan fase gerak sehingga dapat memisahkan
komponen-komponen yang terdapat di dalam sampel. Semakin cepat eluen melalui
kolom semakin baik pula pemisahan yang dilakukan. Tetapi, karena analit harus
melalui keadaan kestimbangan antara eluen dan fase diamnya diperlukanlah waktu
untuk mencapai keadaan tersebut. untuk mengatasi permasalahan ini dapat diatasi
dengan menambahkan eluen baru atau pada umumnya di laporatorium digunakan pompa
vaccum untuk mengeluarkan eluen tersebut. (Still,1978)
(https://pubs.acs.org/doi/10.1021/jo00408a041
)
Perbedaan daya serap fase diam terhadap
analit merupakan prinsip dari kromatografi kolom. Pemisahan dengan kromatografi
kolom dilakukan dengan melarutkan analit ke dalam eluen dan dibiarkan terelusi
di dalam kolom yang akan mengalami migrasi ke bawah. Fraksi yang bentiknya
seperti garis di dalam kolom akan terbentuk ketika pigmen dimasukkan ke dalam
kolom dan terpisahlah komponen karotenoid yang akan ditampung ke dalam gelas
kimia berdasarkan fraksinya. (Silaa,2019)
(https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jplt/article/view/24247
)
Proses jalannya sampel dan terhentinya
analit itu dituntun oleh eluennya yang berperan sebagai zat pembawa. Sedangkan
fase diam nya itu berfunsi untuk meisahkan kompponen yang akan membentuk
fraksi-fraksi. Fase diam ini memiliki kemapuan adsorbs/menyerap bedasarkan
kepolaran yang dimiliki gugus fungsionalnya. Kemampuan penyerapan ini
disebabkan oleh ikatan antara zat terlarut dengan fase gerak yang bertindak
sebagai adsorbennya. Contoh dari fase diam yang dimaksud dapat berupa alumina
gamma. Penggunaan alumina ini dilatarbelakangi oleh sifat nya yang dapat
memurnikan zat dengan mengikat zat pengotor yang terdapat di dalam analit.
Alasan lain adalah karena sifat alumina yang memiliki permukaan aktif dan luas
sehingga baik dalam melakukan penyerapan. (Wati,2014)
(https://journal.uii.ac.id/chemical/article/view/4352
)
V. ALAT DAN BAHAN
5.1
Alat
1.
Kolom
2.
Neraca
3.
Cawan porcelen
4.
Batang pengaduk
5.
Gelas beker
6.
Sendok
7.
Mortar dan alu
8.
Plat KLT
9.
Pipa kapiler
10. Lampu
UV
11. Pompa
udara
5.2
Bahan
1.
Silica gel
2.
Bayam
3.
MgSO4
4.
Etil asetat
5.
N-heksana : Etil asetat (9: 1)
6.
N-heksana : Etil asetat (5: 1)
7.
N-heksana : Etil asetat (2: 1)
8.
Aseton
9.
Beta kariten standar
VI. PROSEDUR KERJA
1. Dibuat
sampel dengan menggerus 0,5 gram bayam, 0,5 gram MgSO4 anhidrat dan 1 gram
pasir ke dalam mortar sampai menjadi pasta dan dipindahkan ke dalam tabung
reaksi.
2. Dicampurkan
3 ml aseton ke dalam tabung reaksi tersebut dengan diaduk dan dibiarkan 10-15
menit
3. Dikondisikan
pipet besar yang berfungsi sebagai kolom yang dijepitkan pada statif dan
diletakkan kapas pada ujung bawah pipet tersebut
4. Diisi
silica gel sekitar 1,5 inchi panjang pipet ke dalam pipet
5. Ditambahkan
sedikit pasir diatasnya
6. Bebrapa
tetes cairan zat hijau gelap tadi dipindahkan ke dalam botol kecil
7. Sisa
dari cairan hijau tua tadi dipindahkan ke dalam gelas kimia 50 ml dan dialirkan udara ke dalam gelas kimia
tersebut
8. Dibilas
kolom dengan n-heksana yng dibantuk dengan menggunakan pipet bubl
9. Ditambahkan
n-heksana sedikit demi sedikit . proses ini dilakukan secara berulang-ulang
10. Ditambahkan
1 ml n-heksana ke dalam ekstrak pekat yang sudah diuapkan tadi dan diaduk
11. Dimasukkan
cairan tersebut ke dalam kolom sambil mendorong silica dengan aliran udara
12. Gelas
kimia tadi dibilas 1x lagi dengan 1 ml n-heksana dan ditambahkan ke dalm kolom
sambil mendorong eluen menggunakan pompa udara berkali-kali
13. Sampai
pelarut di bagian atas menjadi jernih maka ditanbahkan n-heksanan lebih besar
14. Pelarut
diubah dari heksana murni menjadi pelarut yang megandung 10% etil asetat dan
90% heksana dan terus ditambahkan ke dalam kolom sambil didorong dengan pompa
udara
15. Ditampung
pita kuning dengan tabung reaksi
16. Secara
bertahap mengubah polaritas eluen(fase gerak) dari perbandingan 5:1 ke 2:1
17. Dimasukkan
elstrak beta karoten ke dalam gelas kimia untuk diuapkan. Lalu Proses ini
dilanjutkan dengan KLT
18. dilakukan
dengan menotolkan 3 macam sampel(betakroten standar,beta keroten hasil
kromatografi kolom, beta karoten tanpa kromatografi kolom) ke plat KLT
19. Dimasukkan
plat KLT ke dalam chamber yang mengandung 70% heksana dan 30% aseton
VII. PERTANYAAN
1. Apa
prinsip dari pemisahan menggunakan kromatografi kolom ?
2. Jelaskan fase diam yang digunkan dalam kromatografi
kolom !
3. Apa
fungsi eluen pada kromatografi kolom ini ?
Baiklah Saya Sindi Permata Sari, Dengan NIM A1C119064, Ingin menjawab pertanyaan dari gustina no 3, menurut saya fungsi eluen ini adalah sebagai Fasa diam yang mana eluen ini tidak larut dalam fasa gerak,ukuran partikel fasa ... polar ataupun pelarut non polar berdasarkan pada zat yang akan dilarutkan. dan juga fungsinya digunakan pada kromatografi kolom supaya senyawa yang berbeda dapat dipisahkan secara efektif
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaiklah perkenalkan nama saya Erina Shafura (A1C119068), akan menjawab pertanyaan no. 2.
BalasHapusfase diam dalam kromatografi kolom berfungsi untuk memisahkan komponen sehingga membentuk fraksi-fraksi. Selain itu fase diam memiliki kemapuan menyerap yang didasarkan pada kepolaran yang dimiliki gugus fungsionalnya, dalam hal ini disebabkan oleh ikatan antara zat terlarut dengan fase gerak yang mengansorben zat terlarut tersebut. Contoh fase diam berdasarkan Video literatur saudara yaitu silica gel.
Baiklah perkenalkan nama saya Lela Sastry Br Sormin dengan Nim A1C119086 akan menjawab pertanyaan no 1
BalasHapusKromatografi kolom terdapat fase diam yang disebut dengan penjerap. Penjerap yang dimaksud ini dapat berupa pasir, silica gel dan alumina. Penjerap ini merfungsi untuk memrangkap fase gerak yang tidak lain berupa eluen. Bahan penjerap ini dikatakan semakin reaktif jika ia memiliki kepolaran yang besar