LAPORAN PRAKTIKUM PERCOBAAN 12 KIMIA ORGANIK I KROMATOGRAFI KOLOM
LAPORAN
PRAKTIKUM PERCOBAAN 12
KIMIA
ANORGANIK I
DISUSUN
OLEH :
GUSTINA ROMARTI FAJRIN
(A1C119053)
DOSEN
PENGAMPU :
Dr.
Drs. Syamsurizal., M.Si
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN
ILMU PENGETAHUAN DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
JAMBI
2021
VIII. DATA PENGAMATAN
No
|
Prosedur
|
Alat
dan bahan |
Tujuan
|
Hasil
|
1 |
Dibuat sampel dengan menggerus 0,5
gram bayam, 0,5 gram MgSO4 anhidrat dan 1 gram pasir ke dalam mortar sampai
menjadi pasta dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi. |
Alat : Kolom
: sebagai wadah pemisahan kromatografi kolom Neraca
: untuk menimbang sampel bayam, pasir dan silica gel Batang
pengaduk : untuk mengaduk silica gel dan n-heksana sehinggan menjadi slurry Gelas
beker : sebagai wadah peenampung zat atau wadah untuk menguapkan ekstrak yang
diperoleh Sendok
: untuk mengambil bahan atau memindahkan bahan Mortar
dan alu ; untuk menghaluskan sampel bayam Plat
KLT : sebagai media penotolan komponen Pipa
kapiler : untuk menotolkan cairan ke plat KLT Lampu
UV : Untuk melihat noda Pompa
udara : untuk mempercepat proses pengelusian dan mepercepat pelarut untuk
melalui kolom |
Untuk membentuk nya menjadi serbuk
yang halus dan minim kandungan air |
Sampet terbentuk menjadi pasta |
2. |
Dicampurkan 3 ml aseton ke dalam
tabung reaksi tersebut dengan diaduk dan dibiarkan 10-15 menit |
Untuk mengendapkan pasta bayam |
Pasta bayam mengendap di dayar tabung
reaksi dan lapisan aseton muncul menjadi hijau gelap hampir hitam |
|
3. |
Dikondisikan pipet besar yang
berfungsi sebagai kolom yang dijepitkan pada statif dan diletakkan kapas pada
ujung bawah pipet tersebut |
Untuk mempersiapkan kolom dan mencegah
silica gel jatuh |
Kolom siap diisi dengan silica gel |
|
4 |
Diisi silica gel sekitar 1,5 inchi
panjang pipet ke dalam pipet |
Bahan : Silica
gel : sebagai fase gerak yang bersifat polar Bayam
: sebagai sampel yang ingin dipisahkan MgSO4
anhidrat : untuk mengikat air yang ada di dalam bayam Etil
asetat : sebagai eluen N-heksana
: Etil asetat (9: 1) : sebagai fase gerak N-heksana
: Etil asetat (5: 1) : sebagai fase gerak N-heksana
: Etil asetat (2: 1) : sebagai fase gerak Aseton
: sebagai bahan pengendap pasta bayam Beta
kariten standar : sebagai pembandinf dengan beta keroten hasil pemisahan |
Untuk mempersiapkan fase diam |
Silica gel siap untuk ditambahkan
pasir diatasnya |
5 |
Ditambahkan sedikit pasir diatasnya |
Untuk menahan benturan dan pemerataan
sehingga lapisan silica tidak terlalu terganggu ketika pelarut ditambahkan |
Komposisi kolom menjadi seimbang dan
tetap |
|
6 |
Bebrapa tetes cairan zat hijau gelap
tadi dipindahkan ke dalam botol kecil |
Untuk digunakan sebagai referensi
ektraks kasar |
Esktrak kasar diap untuk disimpan
sebagai uji KLT nantinya |
|
7 |
Sisa dari cairan hijau tua tadi
dipindahkan ke dalam gelas kimia 50 ml
dan dialirkan udara ke dalam gelas kimia tersebut |
Untuk menguapkan sebagian besar cairan hijau pekat dengan aseton menjadi
pekat |
Kandungan air dari cairan hijau
menjadi berkurang arena diupkan |
|
8 |
Dibilas kolom dengan n-heksana yng
dibantuk dengan menggunakan pipet bubl |
|
Untuk menghilangkan gelembung udara
dengan mendorong pelarut lebih cepat |
Gelembung udara pada kolom hilang dan
pelarut bergerak ke bawah lebih cepat |
9 |
Ditambahkan n-heksana sedikit demi
sedikit . proses ini dilakukan secara berulang-ulang |
Agar tidak terbentuk kembali gelembung
udara |
Tidak terbentuknya gelembung udara |
|
10 |
Ditambahkan 1 ml n-heksana ke dalam
ekstrak pekat yang sudah diuapkan tadi dan diaduk |
Untuk dimasukkan ke dalam kolom |
Cairan siap untuk dimasukkan ke dalam
kolom |
|
11 |
Dimasukkan cairan tersebut ke dalam
kolom sambil mendorong silica dengan aliran udara |
Untuk memulai proses elusi |
Terjadinya proses elusi |
|
12 |
Gelas kimia tadi dibilas 1x lagi
dengan 1 ml n-heksana dan ditambahkan ke dalm kolom sambil mendorong eluen
menggunakan pompa udara berkali-kali |
Untuk mendapatkan ekstrak hijau
/kuning di kolom dalam jumlah paling sedikit |
Pelarut dibagian atas kolom menjadi
jernih |
|
13 |
Sampai pelarut di bagian atas menjadi
jernih maka ditanbahkan n-heksanan lebih besar |
|
Unutk membentuk pita kuning lebar |
Terbentuk pita kuning lebar pada kolom
yang merupakan beta karoten |
14 |
Pelarut diubah dari heksana murni
menjadi pelarut yang megandung 10% etil asetat dan 90% heksana dan terus
ditambahkan ke dalam kolom sambil didorong dengan pompa udara |
Untuk mempersempit pita dan membuatnya
terelusi lebih cepat |
Pipa kuning mencapai bawah kolom |
|
15 |
Ditampung pita kuning dengan tabung
reaksi |
Untuk memisahkan dan mengumpulkan
komponen yang telah terpisahkan |
Cairan kuning berhasil dipisahkan dan
tertambung di tabung reaksi |
|
16 |
Secara bertahap mengubah polaritas
eluen(fase gerak) dari perbandingan 5:1 ke 2:1 |
|
Untuk mengekstrak komponen lain |
Tereksetrak komponen lain selain
beta-karoten yang tidak diketahui jenisnya |
17 |
Dimasukkan ekstrak beta karoten ke
dalam gelas kimia untuk diuapkan. Lalu Proses ini dilanjutkan dengan KLT |
Untuk memekatkan beta karoten dengan
menghilangkan kandungan air di dalamnya |
Beta karoten pekat yang mengandung
sedikit air. |
|
18 |
dilakukan dengan menotolkan 3 macam
sampel(betakroten standar,beta keroten hasil kromatografi kolom, sampel kasar)
ke plat KLT |
Untuk dimasukkan ke dalam lampu UV
dengan melihat pergerakan eluen dan komponen |
Plat KLT siap dimasukkan ke dalam
lampu UV |
|
19 |
Dimasukkan plat KLT ke dalam chamber
yang mengandung 70% heksana dan 30% aseton |
Untuk melihat apakah beta karoten yang
dipisahkan itu sudah benar dan sesuai dengan beta karoten standar. Dan juga
melihat pemisahan yang dialami sampel kasar |
beta karoten standar , beta karoten
hasil eksraksi dan beta karoten tanpa kromatografi kolom berada di dalam ke
adaan sejajar yang menunjkkan bahwa sampel ini benar mengandung beta karoten. sampel kasarnya yang mangalami
pemisahan dengan senawa lainny ayng ditunjukkan dengan banyaknya noda yang
terelusi |
IX. PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan dengan
menggunaka sampel bayam yang digunakan untuk memisahkan senyawa beta karoten di
dalamnya. Sampel bayamm ini dibuat menjadi pasta dengan cara menggerusnya di
mortar dengan pasir dan MgSO4 anhidrat. Dimana, MgSO4 ini berguna untuk
mengikat kandungan air pada bayam. Pasta bayam tersebut dilarutkan ke dalam
aseton sehingga mengendap dan diambil komponen hijau diatasnya yang akan
digunakan padaa kromaaatografi kolom.
Langkah selanjutnnya dilakukan dengan
mempersiapkan kolom. Persiapan kolom ini dilakukan dengan memasukkan kapas pada
ujungnya, lalu dilanjutkan dengan memasukkan bubur silica gel . dimana, bubur silica
gel ini sebelumnya dibuat dengan pelarut heksana murni. Selanjutnya barulah
dilapisi pasir pada atas bubur silica gel tersebut . penggunaan pasir ini
berguna untuk menjaga kestabilan dari bubur silica gel tersebut dan juga untuk
memaksimalkan adsorbansi sampel. Setelah kolom disiapkan, kolom tersebut dimasukkan
heksana ecara perlahan lahann selama terus menerus. Pergerakan heksana ini
dibantu dengan pompa angin untuk mempercepat pergerakan nya pada fase diam. Hal
ini terus dilakukan sampai kolom siap digunakan.
Untuk mengesktrak beta karoten di dalam
bayam maka perlu dilakukan penggunaan dua eluen yaitu heksana dan etil asetat
dengan perbandingan 9:1. Dipilihnya perbandingan eluen sebesar 9:1 ini tidak
lain berdasarkan sifat kepolarannya. Dimana, karena senyawa beta karoten adanya
non polar oleh Karena itu diperlukan fase gerak yang memiliki kandungan non
polar lebih banyak agar dapat meembawa nya ke dalam kolom sehingga memisah dari
senyawa lainnya. Dimasukkan sedikit ekstrak bayam yang berwarna hijau pekat ke dalam
kolom dan secara perlahan –lahan terus menerus ditambahkan eluen sampai muncul
pita kuning yang merupakan beta karoten . kemudia beta karoten ini terus dibawa
dengan fase geraknya dengan bantuan pompa angin untuk mempercepat proses elusi.
Sehingga mencapai bawah kolom ditampung dengan tabung reaksi.
Perbandingan dari fasa geraknya ini
dapat diubah untuk memisahkan senyawa lain. Pada saat perbandingan dari fasa
geraknya sebesar 9:1 senyawa yang terpisah dari esktrak bayam adalah beta
karoten. Hal ini disebabkan karena beta karoten merupakan senyawa non polar.
Oleh karena itu ia terbawa cepat oleh fasa gerak nya yang mengandung komponen
non polar paling banyak yaitu heksana menuju ke bawah kolom sehingga ia dapat
dipisahkan ke dalam tabung reaksi. Hal ini juga disebabkan karena beta karoten
tidak bereaksi dengan silika gel yang bersifat sangat polar sehingga beta
karoten tidaknm tertahan begitu lama di dalam silika gel tersebut. Begitu pula
dengan perubahan perbandingan fasa gerak dari 5:1 dan 2:1. Perubahan
perbandingan ini akan menyebabkan terpisahnya senyawa lain di dalam esktrak
bayam. Senyawa yang berkemungkina terpisah tersebut adalah bersifat semi polar
karena fase geraknya lebih condong sifat nya ke semipolar sehingga ia akan
terbawa fase gerak kebawah kolom yang akhirnya dapat ditampung dengan tabunf
reaksi.
Konsep dari pemisahan beta karoten dari
bayam ini adalah berdasarkaan perbedaan kepolaran antara fase diam dan fase
geraknya. Fase diam nya adalah silica gel dan fase geraknya adalah eluen heksana
dan etil asetat. Silica gel itu bersifat sangat polar sehingga ia tidak akan
embiarkan senyawa beta karoten yang merupakan senyawa non polar di dalamnya. Sehingga
senyawa beta karoten ini akan dibawa dengan fase geraknya yang sifatnya
sama-sama non polar ke bawah kolom sampai terpisah. Jadi konsep nya adalah
senyawa yang dipisahkan harus memiliki kepolaran yang sama dengan fase geraknya
dan memiliki kepolaran yang berbeda dengan fase diamnya.
X. PERTANYAAN
1. Senyawa
apa yang dipisahkan dari ekstrak bayam tersebut dan bagaimana sifat kepolaran
yang dimiliki senyawa itu ?
2. Kenapa
perlu dilakukan penggantian perbandingan pada fasa geraknya dari 9:1 ke 5:1
sampai 2:1 ?
3. Apa
guna dilakukannya metode KLT pada akhir percobaan ?
XI. KESIMPULAN
1. Pemisahan
dengan kromatografi kolom pada percobaan ini terjadi berdasarkan perbedaan
kepolaran yang dimiliki antara fase diam , fase gerak dan kompone yang ingin
dipisahkan.
2. Senyawa
beta karoten berhasil dipisahkan dari ekstrak bayak karena ketepatan dalam
pemilihan perbandingan fase geraknya yaitu sebesar 9:1. Dimana, heksana yang
bersifat non polar memiliki perbandingan lebih banyak daripada etil asetat yang
bersifat semi polar. Oleh karena itu diketahui bahwa beta karoten merupakan
senyawa non polar Karena ia tidak berinteraksi denga fase diamnya yaitu silica
gel yang bersifat polar yang akhirnya terbawa fase gerak ke bawah kolom
sehingga beta karoten dapat dipisahkan secara sempurna.
3. Hubungan
penggunaan KLT pad percobaan ini adalah untuk membandingkan jarak elusi dari
beta karoten standar , beta karoten dan sampel kasar. Dimana, ketiga komponen
itu berada sejajar yang artinya memiliki jarak elusi yang sama.
XII. DAFTAR PUSTAKA
Silaa,A.2019.
PEMISAHAN JENIS PIGMEN KAROTENOID DARI KEPITING Grapsus sp JANTAN MENGGUNAKAN
METODE KROMATOGRAFI KOLOM. Jurnal Pesisir
dan Laut Tropis.Vol.7,No.2
Still, W. C.; Kahn, M.; Mitra, A. 1978. J. Org. Chem. , Vol.43,No.14.
Tim
Kimia Organik,2021. Penuntun praktikum
kimia organic I. jambi : Universitas Jambi
Wati,
Nella,N.F.N.2014. PENINGKATAN KUALITAS MINYAK NILAM MELALUI PROSES ADSORPSI
MENGGUNAKAN ADSORBEN γ-ALUMINA DENGAN SISTEM FLOW . Jurnal penelitian kimia Indonesia .Vol.2,No.1
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaiklah Saya Sindi Permata Sari, Dengan NIM A1C119064, ingin menjawab pertanyaan dari Gustina no 3, fungsi dari plat klt ini adalah Sebagai melihat pergerakan reaksi dalam campuran, sehingga ketika sudah dilakukan pemisahan dengan kolom, dilanjutkan dengan melihat pergerakan hasil yang telah dipisahkan.
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusBaiklah perkenalkan nama saya Erina Shafura dengan Nim A1C119068, izin menjawab pertanyaan no. 1
BalasHapusAdapun hasil senyawa dari ekstraksi bayam adalah senyawa Beta karoten dengan sifat kepolarannya yaitu bersifat non polar hal ini disebabkan karena senyawa ini tidak berinteraksi dengan silica gel yang bersifat polar.
Baiklah perkenalkan nama saya Lela Sastry Br Sormin dengan Nim A1C119086
BalasHapusAkan menjawab pertanyaan
Perbandingan dari fasa geraknya ini dapat diubah untuk memisahkan senyawa lain. Pada saat perbandingan dari fasa geraknya sebesar 9:1 senyawa yang terpisah dari esktrak bayam adalah beta karoten. Hal ini disebabkan karena beta karoten merupakan senyawa non polar. Oleh karena itu ia terbawa cepat oleh fasa gerak nya yang mengandung komponen non polar paling banyak yaitu heksana menuju ke bawah kolom sehingga ia dapat dipisahkan ke dalam tabung reaksi. Hal ini juga disebabkan karena beta karoten tidak bereaksi dengan silika gel yang bersifat sangat polar sehingga beta karoten tidaknm tertahan begitu lama di dalam silika gel tersebut. Begitu pula dengan perubahan perbandingan fasa gerak dari 5:1 dan 2:1. Perubahan perbandingan ini akan menyebabkan terpisahnya senyawa lain di dalam esktrak bayam. Senyawa yang berkemungkina terpisah tersebut adalah bersifat semi polar karena fase geraknya lebih condong sifat nya ke semipolar sehingga ia akan terbawa fase gerak kebawah kolom yang akhirnya dapat ditampung dengan tabunf reaks